~ Kengkawan ~

Friday 13 July 2012

''KALAU''??

Salam, 

Readers... Rasanya macam dah lama tak update blog kan... Macam dah berhabuk dahh... Sarang labah2 pon ado nie haa...*eleyh, baru 3 hari kottt*....hahaha :p

Anyway hari nie aku nak kongsikan sesuatu dengan korang semua tentang perkataan 'KALAU' dalam islam...

okay, mesti ada curtain dari readers yang dah tahu dan mesti ada lagi yang tak tahu tentang perkataan kalau nie... Kenapa dengan perkataan 'kalau'?? -,-

Ayah aku cakap, perkataan 'kalau' nie adalah perkataan syaitan... Nak tau kenapa???

CONTOHNYA...
"Kalau aku buat macam tu, mesti aku yang menang."


Perkataan ini sebenarnya jika disebut boleh mengundang penyesalan dengan apa yang berlaku... Penyesalan dengan rasa tidak bersyukur akan datang... Lagipun, perkataan "kalau" seperti kita tidak boleh menerima takdir Allah...

"kerana sesungguhnya perkataan 'kalau' itu memberi peluang kepada syaitan"(Riwayat Muslim) 

Maksud disini ialah, jangan sesali apa yang anda telah putuskan.. kalau anda kesali,nampak sangat anda tidak terima qada & qadar-Nya.. Betul? Dalam rukun IMAN pon ada,beriman kepada qada & qadar.. Kalau rase kesal,dlm masa 5 minit itu takpe, lumrah manusia.. setakat itu hanyalah lintasan hati sahaja.. janganlah sampai tidak menerima sesuatu ketetapan itu sehingga 10 minit kemudian (analoginya sahaja)...

********************

Tentang seorang yang mengatakan: Seandainya dahulu Anda dahulu melakukan begini, tentu tidak akan terjadi demikian." 
Orang lain yang mendengarnya berujar: "Kata-kata semacam itu sudah dilarang oleh Nabi S.A.W. Itu kata-kata yang dapat mengiring orang yang mengucapkannya kepada kekufuran." 
Lalu ada lagi yang berkata: "Tetapi dalam kisah tentang Musa dan Khidir, Nabi pernah bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat kepada Musa. Kalaulah beliau mau bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka.." 
Orang yang lain lagi berdalil dengan sabda Rasulullah: "Mukmin yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang lemah," hingga ucapan: "…karena kata "seandainya" itu membuka amalan syaitan." Apakah hukum dalam hadis ini menghapus hukum dalam kisah Musa di atas atau tidak?


Semua yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya itu benar. Kata 'seandainya' itu Apabila digunakan sebagai ungkapan kesedihan menyesali yang telah lampau dan kecewa terhadap takdir, itulah yang dilarang, sebagaimana dalam firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang:"Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh". Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam di hati mereka.." (Ali Imraan : 156)


Itulah yang dilarang oleh Rasulullah S.A.W. ketika beliau bersabda:
"Kalau engkau tertimpa musibah, janganlah engkau mengatakan: "Kalau tadi aku lakukan begini, tentu jadinya akan begini dan begini..". 

Tapi katakanlah:
 "Sudah takdir Allah, Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Karena kata "seandainya," itu membuka pintu amalan syaitan (yakni akan membuka pintu kesedihan dan kekecewaan. Yang demikian itu hanya berbahaya dan tidak bermanfaat. Tapi ketahuilah, bahawa apa saja yang menimpamu tidak akan pernah meleset. Dan segala yang meleset tidak akan pernah menimpamu. 

Allah berfirman:

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, nescaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.." (At-Taghaabun : 11)

Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah seseorang yang tertimpa satu musibah lalu ia menyadari bahawa musibah itu berasal dari Allah, sehingga redha dan berserah diri.

Yang kedua, penggunaan kata "seandainya," untuk menjelaskan satu pengetahuan yang bermanfaat. Seperti firman Allah:
"Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa.." (Al-Anbiya : 22)

Atau untuk menunjukkan kecintaan terhadap perbuatan baik dan keinginan melakukannya. Seperti ucapan:"Kalau saja aku memiliki apa yang dimiliki oleh Polan, tentu aku akan melakukan apa yang dia lakukan.." dan sejenisnya. Ungkapan semacam itu boleh-boleh saja. Adapun sabda Nabi S.A.W.: "Kalaulah beliau mahu bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka.." Itu termasuk jenis yang kedua. Seperti juga firman Allah:
"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu.." (Al-Qalam : 3)

********************

Perkataan yang sama maksud dengan "KALAU"
  1. Andaikata
  2. Jika
  3. Jikalau
  4. Sekiranya
  5. Misalnya
Kesimpulan yang boleh dinyatakan di sini, perkataan 'kalau' itu dilarang untuk disabitkan / digunakan pada sesuatu perkara yang telah lepas sehingga secara tidak langsung boleh menyebabkan manusia cuba mempertikaikan Qada dan Qadar. Keadaan ini sudah pastilah mengundang jalan untuk syaitan menyuntik jarum-jarumnya terhadap manusia. Adapun perkara yang belum lepas, tiada masalah untuk menggunakan perkataan 'kalau' memandangkan ia masih berada di ruang usaha dan pilihan manusia itu. Wallahualam. 

p/s : So, Lepas nie kurangkanlah menggunakan perkataan "kalau"... Aku tahu ada yang kadang2 tercakap perkataan kalau... Samalah dengan aku... Kadang2 cakap jugak sebab dulu kita belajar bahasa melayu kan... Perkataan "kalau: tu kan kata penghubung (kata sendi)...hohohoho... Dia macam tak lengkap pula ayat jika kita tak sebut perkataan kalau tu...kan?? Tapi kita kena juga kurangkan... Sebaik2 nya tidak perlulah kita cakap perkataan "kalau" jika perkataan itu membuatkan kita tidak redha dengan qada & qadar Allah s.w.t...

Jangan pula bila korang baca tak boleh guna perkataan "kalau" korang pergi guna or translate dalam english pulak... IF = KALAU... And seumpama dengannya...LOL~~


~~Sekadar peringatan untuk anda dan diri sendiri juga... Fikir-fikirkan dan selamat beramal... 

Salam...:D

No comments:

Post a Comment